BBM

Antisipasi Cuaca Ekstrem Nataru, Stok BBM dan Armada Diperkuat

Antisipasi Cuaca Ekstrem Nataru, Stok BBM dan Armada Diperkuat
Antisipasi Cuaca Ekstrem Nataru, Stok BBM dan Armada Diperkuat

JAKARTA - Memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru, tantangan distribusi energi kerap meningkat seiring lonjakan mobilitas masyarakat dan potensi gangguan cuaca ekstrem.

 Kondisi geografis Indonesia yang didominasi wilayah kepulauan menjadikan cuaca buruk sebagai faktor krusial yang dapat memengaruhi kelancaran pasokan bahan bakar minyak (BBM). 

Menyikapi hal tersebut, kesiapan distribusi energi menjadi perhatian utama pemerintah dan badan usaha energi agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi selama masa libur panjang.

Dalam konteks Nataru 2025/2026, langkah antisipatif telah disiapkan untuk menjaga pasokan BBM tetap aman, khususnya di wilayah yang berpotensi mengalami kendala distribusi akibat cuaca ekstrem. 

Penambahan stok, penguatan armada, hingga kerja sama lintas institusi menjadi bagian dari strategi pengamanan energi nasional selama periode tersebut.

Komite BPH Migas yang juga menjabat sebagai Ketua Posko Nasional Sektor ESDM Nataru 2025/2026, Erika Retnowati, menyampaikan bahwa kesiapan Pertamina dalam menjaga pasokan energi telah dilakukan sejak jauh hari. Fokus utama diarahkan pada wilayah kepulauan yang rentan terdampak gelombang tinggi dan cuaca buruk.

Antisipasi Gangguan Distribusi di Wilayah Kepulauan

Erika menjelaskan bahwa Pertamina telah mengambil langkah proaktif dengan menambah pasokan BBM lebih awal di sejumlah wilayah rawan. Strategi build up stock atau penumpukan stok sebelum periode puncak libur dilakukan untuk memastikan ketersediaan energi tetap terjaga meski terjadi gangguan distribusi.

“Jadi kami juga selalu mengingatkan dan teman-teman Pertamina juga sudah siap sepertinya ya, khususnya misalnya di pulau-pulau yang kemungkinan terkendala dengan cuaca buruk. Nah itu mereka melakukan build up stock, artinya stocknya itu sudah ditambah sebelum-sebelumnya dari sekarang. Dari yang biasanya berapa itu ditambah gitu ya,” ujar Erika.

Menurutnya, langkah tersebut menjadi krusial untuk mengantisipasi keterlambatan distribusi akibat kondisi laut yang tidak bersahabat. Dengan stok yang sudah diperkuat sebelumnya, masyarakat tetap dapat mengakses BBM meski jalur distribusi sempat terganggu.

Selain menjaga pasokan, Posko Nasional Sektor ESDM juga melakukan pemantauan intensif selama periode Nataru guna memastikan setiap potensi hambatan dapat segera direspons secara cepat dan terkoordinasi.

Sinergi dengan TNI AL untuk Distribusi Laut

Tak hanya mengandalkan strategi penumpukan stok, dukungan distribusi juga diperkuat melalui kerja sama dengan TNI Angkatan Laut. Erika menyebut sinergi ini menjadi solusi penting ketika kapal distribusi reguler tidak dapat bersandar akibat gelombang tinggi.

“Dan juga ada kerjasama tadi baru disampaikan dengan KRI ya, Kapal Republik Indonesia. Jadi kalau misalnya kapal kita nggak bisa merapat, kalau KRI kan kapalnya besar-besar ya, artinya mereka akan bisa menembus misalnya ombak yang tinggi, seperti itu. Sudah ada kerjasama dari teman-teman dari Pertamina,” katanya.

Keterlibatan unsur TNI AL memungkinkan distribusi energi tetap berjalan meski kondisi laut ekstrem. Kapal-kapal KRI yang memiliki kemampuan berlayar di tengah gelombang tinggi menjadi penopang distribusi BBM ke wilayah kepulauan yang sulit dijangkau.

Langkah ini menunjukkan bahwa pengamanan pasokan energi selama Nataru tidak hanya bertumpu pada kesiapan internal badan usaha, tetapi juga mengandalkan kolaborasi lintas sektor demi kepentingan masyarakat luas.

Penguatan Armada Darat Hadapi Lonjakan Konsumsi

Selain penguatan distribusi laut, Pertamina juga menyiapkan langkah antisipasi di jalur darat. Region Manager Retail Sales Sulawesi Pertamina Patra Niaga, Mardian, mengungkapkan bahwa perusahaan menambah armada mobil tangki selama masa Satuan Tugas Nataru.

Penambahan armada dilakukan seiring dengan proyeksi peningkatan konsumsi BBM, baik gasoline maupun solar, di wilayah Sulawesi termasuk Sulawesi Tengah. Lonjakan konsumsi diperkirakan terjadi seiring meningkatnya aktivitas perjalanan dan pergerakan logistik selama libur panjang.

“Jadi kenaikan itu dibagi dengan stock yang semakin meningkat dan juga armada yang semakin banyak. Sehingga mudah-mudahan pendistribusian BBM di wilayah solusi dan Sulawesi Tengah pada umumnya berjalan dengan lancar,” ujar Mardian.

Dengan tambahan armada, distribusi BBM diharapkan tetap lancar meski terjadi peningkatan permintaan. Armada mobil tangki yang lebih banyak juga memungkinkan distribusi dilakukan lebih fleksibel dan responsif terhadap kondisi lapangan.

Komitmen Jaga Energi Selama Nataru

Serangkaian langkah antisipatif tersebut menjadi bagian dari kesiapan sektor ESDM dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem selama libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026. Mulai dari penguatan stok di wilayah rawan, sinergi distribusi laut dengan TNI AL, hingga penambahan armada darat, seluruh strategi disiapkan untuk memastikan kebutuhan energi masyarakat tetap terpenuhi.

Pemantauan secara berkelanjutan melalui Posko Nasional Sektor ESDM juga dilakukan untuk mengantisipasi perkembangan cuaca dan dinamika konsumsi energi di berbagai daerah. Dengan koordinasi yang solid antara pemerintah, badan usaha, dan aparat terkait, kelancaran pasokan BBM diharapkan dapat terjaga di tengah tantangan alam yang mungkin terjadi.

Langkah ini sekaligus menjadi bentuk komitmen menjaga stabilitas energi nasional selama momen penting akhir tahun, ketika kebutuhan masyarakat terhadap BBM meningkat dan kelancaran distribusi menjadi kunci utama kenyamanan selama libur Nataru.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index